Sunday, January 31, 2010

Pulau Lumpur Sidoarjo "Eco Tourism Park"

"segala hal, termasuk bencana jika dicermati maka akan ditemui makna didalamnya. jika mampu memaknai dengan baik maka akan diperoleh keuntungan/ kebaikan darinya"

slogan diatas rupanya tengah diupayakan oleh pemerintah dalam mengelola pontensi yang dihasilkan oleh semburan lumpur lapindo di sidoarjo. akibat semburan lumpur tersebut telah membuat banyak kerusakan dan kerugian masyarakat sekitar. berbagai upaya telah dilakukan seperti pembuatan tanggul yang beruang kali jebol. dan yang selanjutnya dilakukan adalah dengan mengalirkan lumpur tersebut ke sungai porong.

pengaliran lumpur ke sungai porong ini awalnya banyak mendapat tentangan dari masyarakat dan para aktivis lingkungan. karena dikhawatirkan akan menganggu ekosistem sungai. namun ditengah berbagai kotroversi tersebut langkah ini tetap dilakukan pemerintah. akibat mendesaknya pilihan ditengah meluapnya lumpur di waduk penampungan yang dibuat. bencana yang disebabkan oleh operasi pengeboran yang dilakukan Lapindo ini pun di statuskan menjadi bencana alam. hal ini juga sampai sekarang masih diperdebatkan apakah ini akibat ulah alam atau kelalaian manusia???
teknis cara pengaliran lumpur ke sungai porong ini dapat di baca disini:
akibat tindakan yang dilakukan ini maka membuat timbulnya sebuah pulau baru seluas 35 hektar di muara sungai porong. pulau baru juga timbul rawan konflik, ditengah munculnya pulau tak bertuan ini ditakutkankan akan memicu konflik antar warga dalam memiliki dan mengelolanya. pulau ini juga diperkirakan akan semakin membesar ditengah sidementasi yang sedang terus terjadi. bahkan diperkirakan akan mencapai luas 90 hektar. lokasi pulau ini berada di perbatasan sidoarjo dan pasuruan. (sumber)

baru-baru ini 3 kementrian (Mentri Kelautan, Mentri ESDM, Mentri PU) dan pemerintah daerah meninjau lokasi lumpur ini termasuk pulau baru yang tercipta. Fadel Muhammad (mentri kelautan) berpendapat bahwa ternyata lumpur yang dihasilkan berdasarkan riset memiliki kandungan unsur yang relatif sama dengan unsur lumpur laut. tanda-tanda kehidupan sudah muncul di pulau baru itu bahkan bibit pohon bakau pun mampu hidup di sana. bedasarkan kajian ahli, pulau ini rencananya akan di jadikan sebuah kawasan konservasi dengan tema "Eko Tourism Park". bagaimana masterplan dan perencanaannya masih disusun...

Semoga rencana ini benar-benar memberi kontribusi positif bagi warga dan alam (lingkungan)....
atau hanya menjadi angin lalu, bagai endapan lumpur di dasar laut yang tidak timbul ke permukaan... (LET WE SEE)....

Thursday, January 28, 2010

Urban Acupuncture (penerapan)

Penerapan Urban Acupuncture

Penataan ruang terbuka publik sangat mendapat perhatian dalam urban acupuncture karena sangat berdampak pada kualitas kehidupan kota. Ruang terbuka publik seperti halnya taman (park), square, plaza dan koridor jalan akan berdampak pada kualitas kehidupan warga kota. Allan B. Jacob dalam bukunya ‘Great Street’ menyatakan bahwa jika mampu menata koridor jalan dengan baik maka akan mampu menata sepertiga kota tersebut dan sisanya akan mengikutinya. Pentingnya ruang terbuka publik juga dijelaskan dalam buku ‘publik space urban place’ sebagai Third place. Setelah rumah(one) dan tempat kerja (second), ruang terbuka publik merupakan tempat berinteraksi warga kota yang mempunyai makna personal (sense of place). Ruang terbuka publik juga menawarkan kesempatan rekreasi, habitat satwa liar, tempat untuk acara khusus, dan memberikan udara segar bagi kota (paru-paru kota).

Penataan urban fabric juga sangat diperhatikan dalam urban acupuncture seperti bidang arsitektur dimana akan menciptakan citra visual kota. Urban fabric (burra Charter) merupakan semua yang menyangkut objek fisik dari suatu tempat (place). Seperti pembangunan Guggenheim di Bilbao dan the Pompidou Centre di Paris, the Grand Central Station di New York dan the Pampulha Complex di Belo Horizonte merupakan contoh dimana arsitektur mampu menciptkan urban fabric yang baik bagi kota.

Kota memiliki tingkat keberagaman / heterogenitas yang tinggi. Sistem penataan kota mix-use dengan mengkombinasikan dan mencampurkan peruntukan fungsi yang ada. Sistem zoning mono-use yang menciptakan kawasan yang dengan dengan kriminalitas tinggi dan tidak terawasi. Maka Jane Jacobs berpendapat bahwa sebuah neighbourhood (1) haruslah memiliki lebih dari satu fungsi utama, (2) merupakan blok-blok kecil, (3) terdiri dari bangunan yang beragaman baik usia dan kondisinya, (4) harus ada populasi yang cukup padat dan mampu memfasilitasi beragam kegiatan warganya.
Jika sebuah kota diibaratkan sebagai sebuah jaringan maka diperlukan sebuah teknik acupuncture sebagai sebuah sistem. Untuk memperbaiki jaringan yang ada diperlukan penataan pada titik-titik penting dan vital kota. Akibat kekacauan transportasi akibat car oriented development diperlukan penataan terhadap sistem jaringan stransportasi yang ada. Transit Oriented Development merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk masalah tersebut. Sistem transportasi masal dengan node/ point pergerakan yang jelas. Penataan pada point/ titik tersebut akan berdampak besar pada seluruh jaringan transportasi kota

Sebuah kota memiliki karakter tersendiri dengan berbagai catatan sejarah yang sejarah yang ada pada urban fabric. Kota memiliki tantangan sustainable, sehingga diharapkan mampu bertahan dengan menghadapkan tantangan masa depan. Dalam jangka panjang mampu bertahan meliputi issue energy efficiency, cleanliness, wildlife support. Selain menghadapi tantangan global masa depan kota juga harus mampu mempertahankan warisan (heritage) ciri kota tersebut. Urban acupuncture dengan penataan dengan hasil yang cepat (sort time) namun juga harus mampu bertahan lama (long term)

Pedekatan dan fokus perhatian dalam urban acupuncture adalah:

· Ruang terbuka publik (open space) sebagai pembentuk kualitas kehidupan kota.

· Urban fabric, adanya bangunan (arsitektur) yang memperkuat citra kawasan.

· Mixed-use development.

· TOD, Adanya publik transportasi yang baik.

· Heritage and Sustainable issue, untuk menjawab permasalah global dan tantangan kota masa depan, serta menjaga citra karakter kota.

· Pemberdayaan masyarakat dengan berbagai program dan kebijakan kota.


liat juga link terkait materi ini:
pengertian urban acupuncture
latar belakang urban acupuncture

Urban Acupuncture (definisi)

Apa itu Urban Acupuncture?


Urban acupuncture bukanlah sebuah disiplin ilmu atau teknik, tapi merupakan sebuah filosofi sebagai pendekatan untuk menjawab masalah sosial dan perkotaan, serta memperbaiki kualitas lingkungan perkotaan. Perencanaan kota (urban planning) yang berdasarkan kebijakan pemerintah biasa memerlukan waktu yang lama dengan prosedur yang rumit. Perencanaan kota kerap lebih menekankan pada kuantitas daripada kualitas, sehingga banyak sekali program dan proyek penataan yang dilakukan namun hasilnya kurang mampu dirasakan secara luas. Urban Acupuncture hadir sebagai suatu pendekatan untuk memberikan solusi penataan untuk mendapatkan dampak yang signifikan (sensitive effect) dalam waktu singkat dengan tetap berdasarkan pada aturan perencanaan kota (planning) yang telah dirumuskan sebelumnya. Penataan dilakukan dalam skala kecil namun mampu menghasilkan dampak dan kualitas yang baik bagi kota. Urban Acupuncture menghasilkan reaksi berantai (chain react), dimana penataan satu spot akan memberikan pengaruh pada spot lain dan akhirnya akan berdampak luas bagi kota tersebut.

Profesor Marco Casagrande dari Tamkang University of Taiwan, mengambarkan urban acupuncture sebagai suatu metoda kombinasi antara urban design dengan teknik akupuntur (tusuk jarum) medis Cina. Kota memiliki enery yang komplek dan terus mengalir (complex energy and flows) sejalan dengan perkembangan kota yang ada. Dengan fokus pada sebuah point dengan pemberian energi positif maka akan mampu berdampak pada energy makro yang ada pada kota. Sehingga penataan pada suatu spot/ pinpoint tertentu pada kota mampu memberi dampak besar pada kualitas kehidupan kota tersebut

Jaime Lerner merupakan seseorang yang berjasa dal
am penerapan urban acupuncture pada kota Curitiba - Brazil, ia berpendapat bahwa urban acupuncture sebagai pendekatan untuk merevitalisasi kota dengan dukungan kebijakan (policy) kota yang ada. Penataan kota secara fokus dan terpadu pada suatu point/ titik yang dapat secara cepat memberikan energi positif bagi kota. Urban acupuncture tidak hanya pada penataan lingkungan fisik, tapi juga dapat berupa kebijakan kota
according to the very principles of acupuncture, these lines of action must be simple, produce an immediate effect, at reasonable cost and applicable to any situation to facilitate the daily life of citizens as well as to cope with urgent needs, be it in the heart of cities or in peripheral areas, bring the positive enery to the whole city”.





liat juga link terkait materi ini:
latar belakang urban acupuncture
penerapan urban acupuncture
“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”

Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)