Tuesday, March 29, 2011

TEORI LINKAGE


Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan bagian-bagian kota dan disainspatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa: site line, arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam sebuah lingkungan spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda, terdapat 3 pendekatan linkage perkotaan:
  1. Linkage yang visual,
  2. Linkage yang struktural,
  3. Linkage bentuk yang kolektif.


1. Linkage Visual

Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala. Pada dasarnya ada 2 pokok perbedaan antara linkage visual, yaitu:

  • Yang menghubungkan dua daerah secara netral,
  • Yang menghubungkan dua daerah, dengan mengutamakan satu daerah

Gambar diatas merupakan gambar dari Las Vegas, yang memiliki linkage penghubung yang bersifat kaitan saja (netral). Hal ini banyak kita jumpai di kota-kota Italia, Amsterdam, Washington, Jaipur, Yogyakarta


Gambar diatas merupakan gambar dari Arc De Triumph – Paris, linkage yang bersifat fokus untuk memusatkan suatu kawasan, serta memiliki fungsi dan arti khusus dalam kota karena bersifat dominan dan menonjol daripada lingkungannya
Lima elemen linkage visual, merupakan elemen yang memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang mampung menghasilkan hubungan secara visual, terdiri dari:
  1. Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa (bangunan atau pohon).
  2. Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang membentuk sebuah ruang.
  3. Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen garus namun sisi bersifat tidak langsung.
  4. Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua daerah lebih mengutamakan salah satu daerah saja.
  5. Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang

La Rambla – Barcelona, merupakan koridor yang menghubungkan pusat kota dengan laut (patung Columbus). Dibentuk dari deretan bangunan serta deretan pohon sebagai linkage visual kota.


2. Linkage Struktur

Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan. Menyatukan kawasan kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga dapat berbeda.


Gambar diatas merupakan gambar dari kota Manhattan – New York, dimana kita dapat melihat sistem grid yang sangat kuat dalam penataannya. Namun secara struktural kawasan ini kurang jelas sehingga menyebabkan orang merasa tersesat tanpa adanya hierarki yang memberikan stabilitas dengan menghubungkan kawasan satu dengan lainnya.

Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagai stabilisator dan koordinator di dalam lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas tertentu serta distabilisasikan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan sebuah daerah yang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan susunan tertentu didalam prioritas penataan kawasan.

Ada tiga elemen linkage struktural yang mencapai hubungan secara arsitektural, yaitu:

  1. Tambahan: melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya.
  2. Sambungan: memperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasan.
  3. Tembusan: terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada di sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus didalam suatu kawasan


Market Street – San Francisco adalah merupakan sebuah jalan yang berfungsi sebagai linkage struktural. Dimana jalan ini mampu sebagai penghubung yang memadukan antara dua tipe grid yang berbeda, mampu sebagai stabilisator atau penye
imbangan untuk membentuk sebuah struktur lingkungan.

3. Linkage sebagai Bentuk Kolektif.

Teori linkage memperhatikan susunan dari hubungan bagian-bagian kota satu dengan lainnya. Dalam teori linkage, sirkulasi merupakan penekanan pada hubungan pergerakan yang merupakan kontribusi yang sangat penting. Linkage memperhatikan dan mempertegaskan hubungan-hubungan dan pergerakan-pergerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric)

Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu:

  1. Compositional form: bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung
  2. Mega form: susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.
  3. Group form: bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola in



Gambar diatas adalah gambar super blok karya Le Corbusier, yang merupakan contoh dari compositional form, dimana bangunan yang ada menciptakan linkage sebuah ruang berdasarkan susunan secara 2 dimensi. Hal ini juga banyak ditemukan pada kota Chandigard – India, yang merupakan kawasan yang dirancang oleh Le Corbusier


Gambar diatas merupakan gambar kota New – Brasilia, yang merupakan contoh dari mega form. Menghubungkan struktur-struktur seperti bingkai yang linier atau sebagai grid. Adanya penghubung berupa garis lengkung (warna ungu) yang menghubungkan kota secara makro


Gambar diatas adalah gambar kawasan Bern – Swiss, yang merupakan contoh dari group form pada sepanjang ruang terbuka berupa garden dan sungai. Bern adalah ibu kota dari swiss ini merupakan kota tua dan bersejarah di swiss. Kota historis Bern adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1983

tulisan ini bersumber dari:
book "Finding Lost Space" by: Roger Trancik
buku "Perancangan Kota Terpadu" oleh: Markus Zahnd

16 comments:

  1. punten,,saya Gede,,RK ITB 2011,mantab ni pembahasanya,,nambahin referensi n studi kasus,,
    suksma...

    ReplyDelete
  2. oh mahasiswa RK baru yach... salam kenal yach... see u in campus

    ReplyDelete
  3. untuk referensi boleh, jangan di copast aja, alnya dah pernah dikumpul jadi tugas itu... hahahaha

    ReplyDelete
  4. ndrak, teori superblock sudah di upload?dije nah??

    ReplyDelete
  5. blm diuplod bro... blm sempat... hehehe

    ReplyDelete
  6. suksma bli artikelne bermanfaat sekali anggo nambah referensi.

    ReplyDelete
  7. terima kasih atas penjelasannya, menambah referensi dan membantu tugas SPA 5 *5 elemen kota*..
    salam kenal dari Jogja dan sukses selalu bung Arcaban

    ReplyDelete
  8. terima kasih, ini membantu buat referensi BAB 2 untuk tugas akhir saya

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”

Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)