Monday, October 19, 2009

Stein's Neighbourhood

Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan.

Clarence Perry mengembangkan ide tentang neighbourhood unit dengan menganalisa keugulan yg ditemukan pada gardening dan forest hills gardens. Neighbourhood fokus kepada comunity center, tempat untuk rembug bersama anggota masyarakat. Hal penting dalam konsep yang ditawarkan oleh perry adalah pada fasilitas umum keseharian masyarakat seperti: toko, sekolah, taman bermain haruslah berada pada jarak pejalan kaki dengan setiap rumah yang ada. Yang nantinya akan berpengaruh pada ukuran dari neighbourhood itu sendiri. Jalan dengan intensitas yg tinggi dijauhkan dari lingkungan neighbourhood. Neighbourhood ini dapat menampung 5000 orang, cukup besar untuk penyediaan kebutuhan fasilitas keseharian, dan tidak terlalu kecil sebagai suatu komunitas.

Ide dari Perry tersebut kemudian dikembangkan oleh Clarence Stein dengan sistem jalan grid, pemisahan antara jalan besar dengan jalan neighbourhood, dan dengan neighbourhood park yang akhirnya membentuk green belt yg mengelilingi kota. Contohnya dapat kita lihat pada kota Radburn di New Jersey, dimana tampak adanya pemisahan antara pedestrian dengan jalur kendaraan serta adanya underpass dan overpass.

Rangkuman elemen pada perencanaan Radburn:

  1. The superblok – diletakkan berdekatan dengan bentuk yg persegi.
  2. Jalan yg dibangun dan direncanakan peruntukannya, untuk privat atau publik
  3. Pemisahan yg jelas antara pedestrian dengan jalur mobil/kendaraan
  4. Houses turned around, dengan ruang keluarga dan ruang tidur menghadap garden dan park, sedangkan ruang servis menghadap akses jalan
  5. Park menjadi tulang punggung dari neigbourhood.
Digunakan nya cul-de-sac sebagai jalur memutar kendaraan yang melalui area perumahan. Pemisahan akses jalan pada neighbourhood dengan jalur arteri primer dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan akitifitas warga itu sendiri seperti seperti sekolah dan park yg ada.

Friday, October 16, 2009

Howard's Garden City



Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan.

Gerakan Garden City merupakan pendekatan perencanaan perkotaan yang muncul pada tahun 1898 oleh Sir Ebenezer Howard di Inggris. Kota mengalami tekanan akibat populasi yg meningkat maka diciptakan kota baru dan banyak kota kecil di pingiran/ sekeliling kota lama. Hal ini juga untuk mengantisipasi urbanisasi ke pusat kota, sehingga kondisi pusat kota dapat dijaga.

Pada tahun 1898, Sir Ebenezer Howard menerbitkan buku Tomorrow: A Peaceful Path to Real Reform (yang 4 tahun kemudian diterbitkan ulang dengan judul Garden Cities of Tomorrow), yang menuangkan idenya mengenai konsep perencanaan sebuah kota baru. Konsep ini menggabungkan aspek-aspek terbaik yang dimiliki oleh kota dan desa.

Three Magnet Diagram, Garden City menggabungkan semua aspek terbaik yang dimiliki kota dan desa, untuk menciptakan sebuah kota baru yang nyaman dan aman bagi manusia. Aspek-aspek ini disederhanakan dalam Diagram 3 Magnet

.


Idenya adalah pengelompokan fungsi kota secara konsentris. Central park sebagai pusat, lalu ring pertamanya adalah publik building yang kemudian dikelilingi lagi oleh ring yang terdiri dari parkland. Dipotong oleh 6 boulevard ke arah pusat dan dikelilingi oleh crystal palace: arcade kaca yang besar.. Ring berikutnya adalah perumahan (houses) yg dikelilingi oleh grand avenue dan green belt. Ring terluar adalah: factories, ware house, dairy market, coal yard, imber yard. Perencanaan ini diproyeksikan untuk 5500 bangunan dalam lahan 130x20 kaki, untuk populasi 30.000, terdapat 200 rumah


Garden City akan menjadi mandiri dan ketika mencapai populasi penuh, maka akan dikembangkan lagi sebuah Garden City didekatnya. Howard membayangkan suatu kumpulan dari beberapa Garden City sebagai satelit dari pusat kota, dihubungkan oleh jalan dan rel kereta api yang dapat menghubungkannya dalam beberapa menit. Seperti gambar di samping kiri. Dimana Howard memproyeksikan perencanaan tersebut dalam lahan 66.000 hektar untuk populasi 250.000. Garden City yang diterapkannya dapat dilihat pada Letchwort dan Welwyn.


Sunday, October 11, 2009

The City Beautiful

Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan.


American City beautiful dirancang terinspirasi dari Paris oleh Haussmann dan pendahulunya. City beautiful dicetuskan ketika berlangsung word columbian exposition di daerah chicago 1893. “The World's Columbian Exposition” - juga dikenal sebagai The Chicago World's Fair - merupakan World's Fair yang diselenggarakan di Chicago pada tahun 1893 untuk merayakan 400 kedatangan Christopher Columbus di Amerika.

Pameran ini, sebagian besar, didesain oleh Daniel Burnham dan Frederick Law Olmsted. Ini adalah prototipe dari apa yang Burnham dan rekan-rekannya pikirkan mengenai bagaimana sebuah kota seharusnya dirancang. Rancangannya mengikuti prinsip-prinsip seni desain Beaux-Arts. Beaux-arts adalah merupakan style atau gaya arsitektur neoklasik Eropa berdasarkan prinsip-prinsip simetris dan keseimbangan seperti Renaissance, Baroque, dan Rococo.

Selama abad 19 Chicago telah dikembangkan sebagai pusat komersial dan pernah mengalami musibah kebakaran tahun1871, sehingga mendorong para arsitek untuk mengembangkan konstruksi tahan api (fire-resisting) yang merupakan hal penting sebagai pusat komersil.

Diawali oleh Daniel Burnham dengan gedung Rand Mc nally (1888), kemudian diikuti oleh Frederick Law Olmsted dan yg lainnya. Mereka kemudian mengembangkan disain yang mereproduksi gaya baroque yang di sponsori oleh para pengusaha, dimana mereka ingin mencitrakan chicago untuk lebih dikenal bukan hanya sebagai pusat komersil tapi juga kota budaya (cultural capital).

Olmsted melakukan penataan pada layout, dan Burnham bertugas menunjuk arsitek, sculptor, dan painter untuk mengembangkan aspirasi mereka secara tiga dimensional. Burnham mengajak Hunt, Saint-Gaundens, McKim, Millet untuk bekerja sama dalam mengembangkan ide mereka dalam kesatuan arsitektural. Saint-Gaundens, dan McKim memiliki gaya klasik seperti di Perancis akibat perjalan mereka di Eropa. Mereka percaya bahwa gaya disain yang berkembang di Prancis akan mampu berahan selam ribuan tahun, hal inilah yg coba mereka terapkan pada kota-kota di Amerika agar mampu memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi.

Burnham, McKim, Saint-Gaudens dan olmsted diminta untuk merencanakan great plan untuk kota Washington. Mereka melakukan perjalanan ke eropa untuk mengkaji kota-kota disana yang telah dirancang kembali dengan cara yang diterapkan oleh Haussmann. Lalu mereka kembali untuk membuat rekomendasi terhadap kota-kota di Amerika termasuk Boston, Massachusetts, Kansas City, St Louis, Missouri.

Burham dan rekan-rekan nya fokus tidak hanya pada bangunan tapi juga jalur kereta (railways), jalan dan taman (roads and parks), taman bermain (playgrounds), hutan dan pantai (forests and bathing beaches). Dia ingin menciptakan hunbungan antara bangunan dan sekeliling pusat kota, dimana pada pinggir nya dengan bangunan rendah dan semakin tinggi ke arah pusat sehingga menyerupai dome/ kubah. Sehingga tercermin dominasi antara daerah pusat dan periperi kota.

Namun sangat disayangkan pusat kota yg memiliki nilai munumental klasik sebagai jantung dari City Beautiful tidak dapat bertahan akibat kurang efisiennya kota tersebut. Banyaknya pendatang membuat sistem transportasi yang ada tidak memadai dan akhirnya jalan (roads and motorways) kemudian mendominasi perencanaan kota Chicago.



Friday, October 9, 2009

SITTE ARTISTIC PLANNING



Tulisan ini berdasarkan literatur buku: "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan.

Berbeda dengan Haussmann yang sudah saya posting pada artikel sebelumnya, dimana Haussmann memiliki karakter rancangan dan perencanaan yang terkesan terlalu formal dan monumental. Camillo Sitte memiliki perencanaan kota berdasarkan prinsip artistik (1889).
Perencanaan-nya bersifat "Picturesque Architects" dimana karyanya sangat artistik bagaikan sebuah lukisan dalam kanvas, yang dikenal dengan picturesque theory yang memiliki sifat lebih spontanitas. Peningkatan detail untuk kesan lebih artistik.
Boulevard pada satu kota dengan 2-3 taman, lebih efektif pada kesehatan, rekreasi, ketenangan/kedamaian, udara dan shade/ bayangan kota.
Pengunaan elemen interior pada eksterior, membuat kesan visual lebih kreatif.
Walau lebih atraktif namun pada kenyataannya diperlukan pula adanya sanitasi yang modern, standar kenyamanan dan sistem transportasi yang baik.

hal-hal yang menonjol dari Sitte Artistic Planning:
- keberlanjutan urban fabric,
- pengalaman visual dan skala ruang yang manusiawi
- pola asimetris dan tidak reguler, tercermin pada: blok jalan, square, bangunan monumen
- rancangan ruang kota yang tangible dan operasional
- pemisahan pedestrian dan kendaraan
- menghubungkan ruang terbuka yang signifikan

JULIEN GAUDET
Julien Gaudet adalah direktor dari Ecole des Beaux Art di Paris yang menulis mengenai "element theory architecture" (1902) yang menjabarkan mengenai Beaux Arts. dia menyatakan dan berpendapat bahwa ia setuju dan sepakat dengan picturesque yang diterapkan Camillo Sitte, namun dalam pelaksanaannya Camillo Sitte kurang mampu dalam mengkomposisikannya secara menyeluruh seorang diri, perlu support dari berbagai pihak dan elemen yg ada.

HAUSSMANNIZATION


tulisan ini berdasarkan literatur dari buku "The City Assembled", oleh spiro kostof. Serta buku "Emerging Concepts in Urban Space Design", oleh Broudbent, Geoffrey. Semoga dapat membantu bagi yang memerlukan.

Haussmannization adalah merupakan sistem penataan kota yang dicetuskan oleh Baron Eugene Haussmann terhadap kota Paris. Pembaharuan kota kota paris yang telah hancur akibat dari perang. "Penghancuran adalah salah satu cara untuk membentuk kota".
Kekuatan utama dalam perubahan adalah adanya legalisasi dari aturan yg ada. Keuntungan yg diperoleh dari haussmannization adalah percepatan pertumbuhan kota dan meningkatnya kesehatan publik, jaringan jalan yg baik, perumahan dan perkantoran yg modern, dan pemenuhan kebutuhan sosial.
Belajar dari paris abad 15, dimana kehidupan kota dianggap sebagai suatu seni dan merupakan pengalaman estetika. Haussmann merasakan kota kurang fungsional dan hanya estetis semata, maka pada penataan berikutnya dia lbh menekankan pada fungsinya.

PUBLIK UTILITY AND THE LAW (utilitas publik dan hukum)
Pemerintah mempunyai kekuatan besar untuk menentukan bentuk dari perancangan kota. Hussmann dapat membawa pengaruh besar pada kota paris karena adanya dukungan dari pemerintah, dalam bentuk undang-undang dan aturan yang mensuport-nya. Hukum 1841 dimana haussmann menyebut dengan ‘grand ravaux’ (publik work), membuat adanya aturan yg ketat pada private property, royal road, canal, railroad, reservoir dan docks.
Dengan dalih kepentingan dan kesehatan publik dijadikan alasan untuk penataan kota, maka timbulah penataan utulitas publik.

THE TAKING OF PROPERTY ( mengambilalihan properti)
Sebelum adanya hukum. Pemimpin atau raja dengan seenaknya dapat mengusai/ mengambil alih property seseorang. Menunjukkan obsolutnya kekuatan yang dimiliki para penguasa. Dalam melakukan perubahan atau penataan terkadang dilaksanakan dengan cara kekerasan. dalam membuat jalan baru dilalukan penghancuran building (diratakan) sebagai jalan baru. Haussmann juga melakukan penghancuran (demolition) dalam penataannya sehingga dia kerap dijuluki sebagai “artist Demolisseur”. Bedanya adalah haussmenn melakukan demolition dengan berdasar kepada hukum. Pada akhir tahun 1950-an mengunaan dinamit sebagai bahan peledak diperkenankan agar dapat mempermudah dan mempercepat proses pengahancuran gedung yg dilakukan.

HAUSSMANN BOULEVARD
Baron Haussman diberi mandat oleh loius napoleon untuk mengembangkan kota paris setelah revolusi 1848. Haussmann boulevard dirancang sebenarnya bukanlah untuk alasan view. namun memberikan padangan perspektif yg jelas ke arah monumen dan rond-points dengan lalu lintas yang lancar diantaranya sehingga mobilisasi pasukan napoleon dapat dengan mudah melaluinya. Lebar nya besar membuat barikade akan sulit dilakukan sehingga pemblokiran bangunan/jalan oleh pemberontak susah mereka lakukan.

THE LIMITS OF HAUSSMANNIZATION
Yg membatasi haussmann adalah bangunan bersejarah, seperti peninggalan pada masa baroque dan renaisance lolos dari penghancuran, dan lebih memilih untuk menjalankan modern quarter outside the old fabric

HAUSSMANN OUTSIDE EUROPE
Hasil Perubahan pada paris membuat dunia terpana dengan penataan yg dihasilkan dan menjadi acuan bagi perancang sampai saat ini.
Pengaruh paris pada dunia muslim : adanya pembuatan jalan baru, dengan continous frontages, dan rumah yang menghadap jalan.
Di mediterania, haussmannization mengambil 2 bentuk yaitu: pengaruh kolonial pada kota islam dan pengaruh muslim itu sendiri. Seperti pemisahan lingkungan madinah agar madinah aman dari pengaruh populasi dan perbaikan sanitasi.
Di mesir 1867: adanya vast new quarter, ismailiyah; sebuah pusat bisnis terbaru di azbakiyah, dan adanya opera house dan french park, dan lanskap jalan dari kairo sampai piramida.
Di teheran1870 : perencanaan taman yg bergaya french, square yg besar, embassy row, dab promenade, lalehzar street.
Di ottoman sofia 1860: adanya 5 jalan radial pada kota yg mengubungkan sofia dengan istambul, kyustendil, belgrade, lom dan ruse. Serta adnya pelebaran jalan yang memotong pusat kota.
Di kwait: kota lama dihancurkan dan diperkenalkan jalan yg lebar. Beirut yang merupakan kota tua dengan pusat kebudayaan di ubah dan dimodernisasi.

Thursday, October 1, 2009

Great Streets


Tulisan ini merupakan ringkasan hasil terjemahan dari buku great streets karya: Allan Jacobs. Buku ini membahas mengenai jalan-jalan baik (great streets) yang ada di dunia. Dimana bertujuan sebagai informasi mengenai kualitas lingkungan fisik (rencana, potongan jalan, dimensi, detail, pola dan konteks urban) dari jalan-jalan yang baik tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan bagi para perancang kota dan pengambil keputusan.

Peran jalan dalam kehidupan perkotaan.

Jalan tidak sekedar merupakan utilitas publik seperti saluran air dan limbah, saluran kabel listrik dan bukan sekedar ruang fisik dimana orang dan jalan melewatinya. Jalan merupakan tempat untuk berkomunikasi dan bersosialisasi antar individu. Masyarakat kota mengerti bahwa jalan memiliki symbol, makna dan aturan sosial dan politik bukan sekedar sebagai jalur akses dan pergerakan.

Jalan merupakan ruang milik publik. Jika kita membahas hal publik maka jalan tersebut memiliki ukuran dampak yang besar. Jika kita behasil mengembangkan dan merancang jalan tesebut dengan baik, mengagumkan, dan menarik sebagai ruang publik bagi seluruh masyarakat kota dan sekitarnya, maka secara langsung kita telah berhasil merancang sepertiga kota tersebut dan akan berpengaruh besar pada dua pertiga sisanya.

Fokus pada hal fisik, kualitas disain.

Jalan harus ditata dan dirancang, perancang harus memperhatikan hal fisik seperti halnya pengembangan sosial ekonomi. Mayarakat menyukai suatu jalan, dalam hal fisik dimana aktifitas dan ketenangan dapat ditemukan di sana.

Kriteria untuk jalan yg baik (criteria for great streets).

· Dapat menciptakan sebuah komunitas: memfasilitasi tindakan manusia dalam bersosialisasi

· Aman dan nyaman: membuat masyarakat betah dan tidak merasa takut

· Mendorong partisipasi: menimbulkan rasa memiliki dan tanggung jawab pada lingkungan jalan, termasuk ikut serta untuk merawatnya

· Dapat diingat: memberikan kesan dan kenangan.

· Representative: dapat menjadi contoh tipe yang baik, untuk itu kriteria diatas harus mampu dipadukan dan juga memiliki nilai seni.

Pengalaman dan Penilaian.

Penilaian sesorang terhadap sebuah jalan sangat bergantung atau berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

Setting for Great Streets

Semua jalan memiliki seting dalam pola dan blok jalan, skala, bangunan dan ruang (space). Mungkin perbedaan jalan dengan lingkungannya, ukuran dan bentuk, lingkungan alami dan ukuran dan bangunannya yang membuat jalan tersebut menjadi special. Mungkin saja lokasi yang unik merupakan hal penting untuk menjadi jalan yang bagus.

MEMBUAT JALAN YANG BAIK (MAKING GREAT STREETS)

1. Persyaratan Jalan yang Baik (requirements for great streets).

Diperlukan kualitas fisik tertentu untuk dapat menjadi great street.

· Tempat yang nyaman untuk orang berjalan (place for people to walk with some leisure)

Orang dapat berjalan dengan mudah dan aman, jelas dan mudah dalam pencapaian.

· Kenyamanan fisik (physical comfort)

Jalan yang baik adalah jalan memberikan kenyamanan dan perlindungan terhadap iklim

· Definisi (definition)

Mampu berkomunikasi dan memberikan definisi terhadap jalan tersebut. Jalan didefinisikan menjadi 2: vertikal (ketinggian bangunan, tembok dan pepohonan), horisontal (lebar jalan, jarak, dan lantai). Jalan yang baik mampu memadukan unsur vertikal (tinggi) dan horisontal (lebar) dalam sebuah proporsi yang harmonis, skala manusia (human scale), ruang antar bangunan (spacing of buildings).

· Kualitas yang melibatkan pandangan mata (qualities that engage the eyes)

Mata akan tertarik pada suatu yang bergerak dan mengalami perubahan. Jalan yang baik mampu menarik pandangan mata seperti adanya bayangan dari perbedaan permukaan bangunan, bayangan, bayangan dan pertumbuhan pohon, pergerakan dan pengguna jalan, warna dan pemanfaatan cahaya, dan detail bangunan.

· Transparansi (transparency)

Dimana sisi publik dan semi publik yang ada pada jalan dapat bertemu dengan sisi privat dari bangunan. Orang dapat melihat, merasakan dan mengetahui apa yang ada dibaliknya.

· Komplementaritas (complementarity)

Adanya keterpaduan dan rasa menghormati antar bangunan pada suatu jalan. Jalan yang baik umumnya memiliki ketinggian bangunan yang hampir sama.

· Perawatan (maintenance)

Untuk menjaga jalan tetap bersih, lancar dan tidak berlubang, maka sangat penting untuk perawatan terhadap pepohonan, material, bangunan, dan semua bagian jalan. Untuk itu diperlukan pemakaian material yang relatif mudah untuk dirawat dan harus ada kepedulian pada elemen jalan yang bersejarah.

· Kualitas konstruksi dan desain (quality of construction and design)

Adanya kualitas yang baik dalam material, keahlian pembuatan, dan disain. Disamping hal tersebut kualitas juga akan dipengaruhi oleh uang/ biaya yang ada.

2. Kontribusi Kualitas (qualities that contribute)

beberapa kualiatas yang mempengaruhi jalan.

· Pepohonan (trees)

Selain menghasilkan oksigen dan peneduh untuk memberikan kenyaman, pohon juga dapat sebagai pembatas dan pengaman (safety barrier). Jarak antar pohon yang baik adalah 15 kaki sampai 25 kaki, pada tikungan (corner) berjarak 40 atau 50 kaki.

· Awal dan akhir (beginnings and ending)

Sangat diperlukan penataan awal/entrance dan akhir dari jalan. Kesan yang kuat akan terasa pada awal dan akhir jalan.

· Keanekaragaman bangunan (many building rather than few; diversity)

Bangunan akan membentuk garis vertikal jalan, ukuran dan skala. Banyaknya bangunan akan memberikan keberagaman fasade dan keberagaman aktifitas (mix uses).

· Ditail: fitur desain khusus (special design feature: detail)

Kulitas detail: gerbang (gates), fountains, tempat duduk (benches), kios, paving, petanda (signs), kanopi, lampu jalan (street light) akan memberikan pengaruh pada kualitas jalan.

· Tempat (place)

Jalan memiliki persimpangan (intersection), plaza kecil (small plazas), taman (park), pelebaran (widening), dan ruang terbuka (open space) yang sangat penting untuk menikung/berbelok dan memutar arah, menyediakan tempat untuk berhenti sejenak dan memberikan titik acuan pada jalan.

· Aksesibilitas (accessibility)

Tujuan utama adalah sebagai akses dari suatu tempat ke tempat yang lain. Jalan yang baik memiliki akses yg mudah dan aman dan nyaman bagi perjalan kaki, kendaraan dan handicapped people.

· Kepadatan (density helps)

Dalam mendisain dan membangun kita harus memperhatikan kepadatan yg terbentuk dan peruntukan lahan yang ada. Kepadatan yang dimaksud disini adalah kepadatan aktifitas orang, yang membentuk komunitas.

· Keberagaman (diversity)

Jalan yang baik memiliki keberagaman aktifitas, adanya mix uses dan keberagaman fungsi dan peruntukan di dalamnya.

· Panjang (length)

Terdapat special focal point seperti patung/tugu/monumen, dan special buildings

· Landai (slope)

Memberikan kenyamanan bagi penyandang cacat, orang tua, ibu dan anak kecil.

· Parkir (parking)

Jalan yang baik tidak diperuntukan untuk parkir kendaraan dalam jumlah banyak.

· Kontras (contrast)

Kontras pada disain akan akan memberikan perbedaan bentuk dan ukuran dimana hal tersebut dapat menarik perhatian dan menjadikannya spesial.

· Waktu (time)

Mampu menghadapi perubahan waktu dan jaman, dengan berbagai keragaman (diversity) dan terus berkembang (continue to change) serta memiliki nilai sejarah (sense of change).

KESIMPULAN (CONCLUSION)

Pada abad ke-20 berkembang 2 manifesto perancangan kota: the new town/ garden city dan the charter of athens. Sebagai tanggapan atas gagalnya kota industri pada abad ke-19. Dimana baik buruk kota akan dipengaruhi oleh baik buruk-nya jalan.

Tempat untuk berjalan, kenyamanan fisik, definisi, kualitas yang melibatkan pandangan mata, komplementaritas, perawatan, dan kualitas konstruksi dan desain merupakan karakteristik fisik yang diperlukan untuk menjadi jalan yang baik. Disamping hal tersebut diatas juga diperlukan suatu “keajaiban”, dimana melibatkan daya pikat dan pesona, imajinasi aspirasi.

We can builds and live in cities because we want to, not because we have to but because they offer the prospect of fulfilling gregarious life”, kita dapat membangun dan tinggal di kota karena kita ingin, bukan karena kita harus tetapi karena menawarkan prospek kehidupan sosial.

Jalan merupakan wilayah publik. Jalan adalah milik publik atau berada langsung di bawah kontrol publik, sehingga dalam perancangannya harus memperhatikan tujuan publik, termasuk menciptakan komunitas itu sendiri.

“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”

Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)