Tuesday, December 15, 2009
Urban Acupuncture
Semenjak revolusi industri 1928, Pengaruh dari mobil dan penerapan zoning kota (mono-use) telah menimbulkan banyak permasalah kota. Prinsip-prinsip perencanaan kota modern yang lahir sejak deklarasi CIAM di Athena yang dimotori oleh Le Corbusier (1929), telah banyak merubah citra kota dimana terjadi penurunan terhadap kualitas ruang publik kota. Tidaklah heran jika Jane jacobs (1965) dalam bukunya: The Death and Life of Great American Cities, mengkritik sebagian kota-kota Amerika sebagai kota yang anti sosial, dimana ruang publik kota sering terabaikan sebagai denyut nadi peradaban masyarakat urban.
Kualitas ruang publik kota akan berdampak pada kualitas kehidupan (qualities of life). Dalam survey yang dilakukan oleh Mercer Human Resource Consulting, menempatkan Indonesia pada peringkat 139 dari 215 negara. Hal ini tercermin dari rendahnya kualitas ruang publik kota yang ada dengan segala problematikanya, seperti: keterbatasan ruang publik, privatisasi ruang publik, kesenjangan sosial ekonomi. Jaime Lerner dalam bukunya: Urban Acupunture, mengatakan bahwa sebagain besar kota-kota yang ada didunia mulai kehilangan unsur manusiawinya ketika mereka mulai mengintervensi 3 elemen fundamental ruang yg ada, yakni sungai (river), jalan (street), dan plaza (square). Kota yang baik hendaknya mampu membentuk lingkungan yang baik (better place) bagi warganya.
Menjawab berbagai persoalan yang muncul diatas, maka diperlukan penataan kota yang baik. Bagi kota-kota metropolitas dengan tingkat pupolasi yang tinggi serta kompleksitas persoalan, penataan sekala besar yang dilakukan kadang kala tidak mampu menjawab permasalah kualitas kehidupan kota. Hal ini terjadi disamping karena persoalan yang dihadapi sangat komplek serta solusi penataan kota yang dilakukan kurang dapat menyentuh lapisan bawah atau masyarakat selaku warga kotanya. Penataan yang terjadi cenderung masif dengan sedikit kontribusi pada ruang publik kota. Sehingga diperlukan sebuah penataan kota yang lebih fokus pada kualitas kehidupan kota serta dapat dirasakan langsung oleh masyarakat atau komunitas masyarakat. hal tersebutlah yang melatarbelaki munculnya urban acupunture sebagai suatu penataan kota sekala kecil namun berdampak besar bagi kota serta mampu mengena langsung pada kehidupan masyarakat.
Profesor Marco Casagrande dari Tamkang University of Taiwan, mengambarkan urban acupunture sebagai suatu metoda kombinasi antara urban design dengan teknik akupuntur medis Cina. Kota memiliki enery yang komplek dan terus mengalir (complex energy and flows) sejalan dengan perkembangan kota yang ada. Dengan fokus pada sebuah point dengan pemberian energi positif maka akan mampu berdampak pada energy makro yang ada pada kota. Sehingga penataan pada suatu spot/ pinpoint tertentu pada kota mampu memberi dampak besar pada kualitas kehidupan kota tersebut.
Jaime Lerner berpendapat bahwa urban acupunture sebagai pendekatan untuk merevitalisasi kota dengan dukungan kebijakan (policy) kota yang ada. Penataan kota secara fokus dan terpadu pada suatu point/ titik yang dapat secara cepat memberikan energi positif bagi kota. Urban akupunture tidak hanya pada penataan lingkungan fisik, tapi juga dapat berupa kebijakan kota seperti: kebijakan pengurangan polusi atau pengembangan mised-use, kebijakan semacam ini akan mampu berdampak pada kualitas kota yang ada.
Pedekatan dan fokus perhatian dalam urban acupunture adalah:
• Publik space sebagai pembentuk kualitas kehidupan kota.
• Heritage and Sustainable issue, untuk menjawab permasalah global dan tantangan kota masa depan, serta menjaga citra karakter kota.
• Solidarity, perubahan akan datang dari level lokal sehingga penataan dari tingkatan lokal akan sangat berperan penting bagi kota. Renspon dari level lokal / masyarakat akan sangat berpengaruh.
• Mixed-use development
• TOD, Adanya publik transportasi yang baik.
Labels:
isu terkini,
tugas kuliah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”
Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)
makasih bang atas info nya yg ini ...oia adakah jabaran lagi tentang urban acupunture ini??
ReplyDeletedalam blog ini pada bulan Januari 2010 saya juga sudah menulis lebih banyak mengenai "urban Acupunture" yang terdiri dari ulasan Latar Belakang, Definisi dan contoh terapannya.,,
Deletesemoga bisa membantu
kalo mau lebih detail mungkin bisa beli buku nya jamie learner, atau nonton video penjelasannya di TED.
thanks