Wednesday, June 22, 2011

esensi dari pelestarian heritage


Banyak kota memiliki permukiman/tempat tinggal (quarter) yang memberikan sense of place dan indentitas pada mereka mengenai kesejarahan dan budaya yang dimiliki. Kualitas visual dan fungsional yang dimiliki merupakan elemen penting dalam pembentukan citra dan identitas kota (image & identity). Permukiman bersejarah (historic quarters) umumnya berada di daerah pusat kota, merevitalisasinya merupakan salah satu cara untuk merevitalisasi kota secara menyeluruh. Upaya ini dapat menarik pekerja, pembelanja, wisatawan, dan terpenting orang dapat hidup dan menghidupkan daerah-daerah ini sebagai simbolis dari pesona-ulang kontemporer dengan kota dan urbanitas.

Semenjak tahun 1970-an terjadi perubahan nilai pada revitalisasi kota dimana ada tempat yang menjadi dilindungi dan dipreservasi. Area yang begitu luas tidak dapat dijadikan museum atau lingkungan museum, maka revitalisasi yang dilakukan sebagai kesatuan fungsi dengan kota. Semenjak itulah focus perhatian dari revitalisasi mengalami peningkatan untuk meningkatkan ekonomi kawasan dan meningkatkan aktifitas tradisional local setempat. Dengan kata lain revitalisasi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas fisik dan fungsional kawasan.

Perubahan dan usaha peningkatan ekonomi yang dilakukan harus menghargai kualitas dari lingkungan yang ada (historis). Perubahan terhadap fisik dan lansekap dibatasi dan dikontrol untuk melindungi nilai historis kawasan. Pengembangan yang dilakukan juga untuk menciptakan sense of place dan place making.

revitalisasi daerah dan permukiman bersejarah mengalami evaluasi yang sangat penting. Sebelumnya kebijakan preservasi hanya melindungi individual building, struktur dan artefak lainnya, dimana kegiatannya sebagian besar karena alasan nasionalisme dan atau religious. Kemudian akhirnya revitalisasi ini berkembang lebih akurat, dimana kebijakan konservasi telah mencakup kumpulan dari bangunan bersejarah, townscape, dan ruang antar bangunan.

Dalam praktek revitalisasi banyak terdapat kekeliruan (mismatch) antara pelayanan (service) yang disediakan dengan kebutuhan kontemporer yang berkembang. Kekeliruan ini biasanya terjadi antara fisik dengan kegiatan ekonomi yang ada. Kegiatan konservasi bias dilakukan dengan memasukkan fungsi baru atau aktivitas baru kedalam bangunan lama (fungtional restructuring) atau mempertahankan fungsi lama nya namun dengan management yang lebih efisien dan profitable (fungtional regeneration). Kegiatan pelestarian berkaitan dengan pelestarian secara fisik (short term) dan juga kegiatan ekonomi pada kawasan, aspek ekonomi ini menjadi penting agar menjamin proses konservasi dapat berjalan panjang (long term). menghidupkan kegiatan ekonomi kawasan akan kawasan itu akan mampu membiayai dan merawat dirinya sendiri (keberlanjutan).

sumber: Revitalizing Historic Urban Quarters, by: Tiesdell

No comments:

Post a Comment

“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”

Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)