Monday, February 27, 2012

Pengembangan Wisata Kota pada kegiatan Konservasi Urban Heritage

Bagaimana relasi antara pelestarian dengan pariwisata?

Upaya pelestarian mengalami tantangan dari pengaruh globalisasi yang berkembang dimana memunculkan tuntutan akan perkembangan dan perubahan. Pengaruh globalisasi ini telah membuat kota kehilangan karakternya dan cenderung menjadi mirip, kehilangan kekhasan dan keunikan yang dimilikinya. Upaya pelestarian dalam hal ini adalah untuk menjaga karakter yang dimiliki sebuah tempat yang merupakan nilai esesi dan keunikan budaya dan pengalaman waktu yang mengambarkan evolusi sejarah dari kota tersebut. Pelestarian tidak sekedar terhadap fisik semata tetapi juga fungsionalnya, dimana tidak hanya sebagai sebuah penataan akan unsur fisik (cosmetic) tetapi juga mencakup aktitas, sosial dan ekonomi yang ada di dalamnya guna mendukung keberlajutan dari pelestarian tersebut.

Upaya pelestarian sering kali dianggap sebagai penghambat pembangunan karena tidak menguntung dari segi pendapatan atau ekonomi kota. Pariwisata merupakan sebuah solusi untuk memberi nilai ekonomi pada warisan budaya yang ada. Keunikan karakter yang dimiliki merupakan sebuah asset sebagai daya tarik wisatawan untuk menikmati pengalaman akan masa lalu yang dimiliki oleh kota. Upaya pelestarian dengan pengembangan wisata memberikan peluang usaha pada masyarakat setempat serta meningkatkan kualitas kehidupan. Pengembangan wisata pada kawasan heritage selain memberikan keuntungan juga dapat sebagai sarana pendidikan akan pengalaman kesejarah dari tempat tersebut (educational experience). Partisipasi masyarakat terhadap warisan budaya yang ada sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan dari upaya pelestarian itu sendiri. Kegiatan pariwisata maka warisan budaya (heritage) kota mampu memberikan kontribusi pada ekonomi masyarakat dan kota serta mampu membiayai dirinya sendiri (maintenance), akan menjamin keberlanjutan dari upaya pelestarian.

Melihat potensi yang dimiliki oleh warisan budaya (heritage) telah merubah pandangan yang sebelumnya melihat upaya pelestarian tersebut sebagai sebuah hambatan dalam perkembangan kota menjadi sebuah pandangan bahwa warisan budaya (heritage) dapat memberi pemasukan secara ekonomi kepada kota.


Sisi Negatif pengembangan wisata kota pada kawasan konservasi:

Perlu diwaspadai juga dalam pengembangan pariwisata pada kawasan bersejarah memiliki beberapa tantangan dalam menjaga keberlanjutan sense of place kawasan tersebut. Terjadi sebuah dilema dalam pengembangan pariwisata sebagai upaya pelestarian kawasan bersejarah. Dilema ini terjadi karena sense of place kawasan bersejarah ini menjadi sebuah produk yang dijual. Kegiatan kepariwisataan pada kawasan bersejarah memberikan pemasukan dan keuntungan secara ekonomi yang dapat di pergunakan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dan objek bersejerah tersebut. Efek buruknya adalah ekploitasi yang dapat menurunkan nilai dari kesejarahan kawasan tersebut. Interaksi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata ini dapat menimbulkan perubahan budaya yang mengancam kebudayaan lokal yang berada di kawasan. ketika kegiatan wisata tersebut beralih sebagai sebuah jualan produk yang dipasarkan pada konsumen (wisatawan) sehingga fokus dari upaya pelestarian (conservation) lebih berpihak pada kebutuhan dari konsumen bukan terhadap masyarakat yang ada.


Wisata kota dalam konservasi sebagai kerangka pembangunan yg berkelanjutan (sustainable development)

Dalam mengembangkan kawasan bersejarah sebagai kegiatan wisata diperlukan konsep pengembangan yang dapat mengharmoniskan kegiatan pelestarian sebagai sebuah pembangunan kota yang berkenjutan. Kegiatan kepariwisataan tidak hanya memberikan nilai ekonomi pada kawasan tapi mampu bermanfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan budaya lokal setempat. Dalam pengembangan wisata sebagai sebuah upaya perlindungan kawasan bersejarah harus bertujuan untuk pembangunan kota yang berkelanjutan, mampu menjembatani perlindungan terhadap kesejarahan masa lampau (past) dengan kebutuhan masa sekarang (present) dengan mempertimbangkan kebutuhan masa dating (future) sehingga generasi mendatang mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik.

Buleleng Tempo Dulu


berikut ini saya sajikan dokumentasi foto-foto Kota Buleleng - Singaraja pada masa penjajahan belanda.

Twee sloepen voor het transport van de bagage bij Boeleleng bij Singaradja -1927

Tjatjakan Rajoenan - 1920

Sloep van de Rumphius voor de kust van Boeleleng bij Singaradja - 1927

Sloep van de Rumphius voor de kust van Boeleleng bij Singaradja-1927

Residentshuis te Singaradja - 1920

Rede van Boeleleng bij Singaradja - 1925

Rede van Boelel
Prauw voor de kust van Boeleleng bij Singaradja - 1927

Penonton di alun-alun luar beringin poeri (Kraton), Pangeran Boeleleng untuk Singaradja - 1865

Pabean te Boeleleng - 1925

Op de rede te Boeleleng, Bali - 1936

K.P.M.-kantoor te Boeleleng - 1920

Het ringrifeiland bij Teloekanbawang, afd. Boeleleng - 1922

Het inladen van een karbouw op een schip te Boeleleng bij Singaradja - 1927

Handgetekende menukaart - 1920

Hand Drawn menu - 1920

Eerste plein van de poeri (kraton) van de vorst van Boeleleng - 1865

Een bestuurstournee op Bali wordt door een militaire patrouille begeleid - 1947

Desa te Boeleleng - 1865

De rede te Boeleleng - 1927

De Melchior Treub op de rede van Boeleleng - 1931

Bureau van Toeristenverkeer te Singaradja - 1928

Buffels worden aan boord van het KPM-schip s.s. Van der Hagen geladen te Boeleleng - 1918

Balinese danseres te Singaraja - 1865

Boeleleng, Bali - 1936




Thursday, February 9, 2012

Peraturan terbaru DIKTI tentang Publikasi Karya Ilmiah untuk Lulusan S1, S2, dan S3


Berdasarkan surat Edaran Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Nomor 152/E/T/2012. Sehubungan untuk meningkatkan jumlah publikasi Karya Tulis Ilmiah dan juga untuk menghindari terjadinya plagiator, maka terhitung mulai kelulusan setelah Agustus 2012 diberlakukan ketentuan sebagai berikut :

  1. Untuk lulusan Program Sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit di Jurnal Ilmiah
  2. Untuk lulusan Program Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi DIKTI
  3. Untuk lulusan Prgoram Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk terbit di Jurnal Internasional

Untuk Info lebih lengkap silahkan download Surat Pengumuman DIKTI

“Harturyati na gocaram kimapi sam pusnati yatservad, hyarthibhyah prati padyamanamanisam prapnoti Vrddhimparam, kalpantesvapi na prayati nidhanam vidhyakhy – amantardhanam, yesam tanprati manamujjnata nrpah kastai saha spardhate”

Pengetahuan adalah kekayaan yang tidak bisa dicuri oleh siapapun, semakin banyak diberikan akan semakin berkembang, dengan memiliki pengetahuan akan hadir kedamaian dalam diri manusia
(Niti Sataka – sloka 12)